Nasihat untuk diriku dan dirimu


Gaulfresh.com – Suatu hari ditepi sungai Daijlah, Hasan al-Basri melihat seorang pemuda duduk berdua-duaan dengan seorang perempuan. Disisi mereka terletak sebotol arak. Kemudian Hasan berbisik dalam hati, “Alangkah buruk akhlak orang itu dan baiknya dia seperti aku!”.
Tiba-tiba Hasan melihat sebuah perahu ditepi sungai yang sedang tenggelam. Lelaki yang duduk ditepi sungai tadi segera terjun untuk menolong penumpang perahu yang bakal tenggelam tadi.
Enam dari tujuh penumpang itu berhasil diselamatkan. Kemudian lelaki yang menyelamatkan penumpang-penumpang tadi berpaling ke arah Hasan al-Basri dan berkata, “Jika engkau memang lebih mulia dari pada saya, maka dengan nama Allah selamatkan...
seorang lagi yang belum sempat saya tolong. Engkau diminta untuk menyelamatkan satu orang saja, sedang saya sudah menyelamatkan enam orang”.
Bagaimanapun Hasan- al-Basri gagal menyelamatkan satu orang tadi yang belum sempat diselamatkan oleh lelaki yang duduk ditepi sungai tadi. Maka lelaki itu berkata padanya, “Tuan, sebenarnya perempuan yang duduk disamping saya ini adalah Ibu saya sendiri, sedangkan botol itu hanya berisi air biasa, bukan anggur atau arak”.
Hasan al-Basri terpegun lalu berkata, “Kalau begitu, sebagaimana engkau telah menyelamatkan enam orang tadi dari bahaya tenggelam ke dalam sungai, maka selamatkan saya dari tenggelam dalam kebanggaan dan kesombongan”.
Lelaki tadi pun menjawab, “Muda-mudahan Allah mengabulkan permohonan tuan”.
Semenjak kejadian diatas, Hasan al-Basri semakin dan selalu merendahkan hati bahkan ia menganggap dirinya sebagai makhluk yang tidak lebih dari pada orang lain.
Jika Allah membukakan pintu solat tahajud untuk kita, janganlah lantas kita memandang rendah saudara seiman yang sedang tertidur nyenyak.
Jika Allah membukakan pintu puasa sunah, janganlah lantas kita memandang rendah saudara seiman yang tidak ikut berpuasa sunah.
Bole jadi orang yang gemar tidur dan jarang melakukan puasa sunah itu lebih dekat dengan Allah dari pada diri kita. Ilmu Allah sangat amatlah luas. Jangan pernah ujub dan sombong pada amalanmu.
Muda-mudahan cerita diatas merupakan sebagai pengobat jiwa agar kita terhindar dari sifat mazmumah walau sehebat manausia. Semoga kita semua terhindar dari sikap bangga diri, sombong, ujub dengan amalan kita sendiri. Sobat, janganlah pernah berprinsip bahwa “Aku lebih baik dari pada kamu”.

Subiarto Putra Manangin
(Kontributor Gaul Fresh dan Alumni Ksatria Pena)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar